My God.................................

Pusing, panik, meringis, tertekan, dan sederet kata sejenis lainnya menghiasi jiwa saya kala mendengar vonis yang dijatuhkan dokter beberapa saat sebelumnya.
Tumor payudara.....
begitulah, kata dokter saya sudah mengidap tumor payudara sejak 7 tahun yang lalu.
meski sebelum ini saya juga pernah di diagnosa oleh dokter, tapi entah kenapa mendengar vonis
yang kedua kalinya ini saya seperti belum terlatih juga.
belum terlatih untuk kuat, maksudnya.
tapi berkat dorongan dan sokongan dari orang-orang terdekat saya mulai mampu menyibak semua nilai yang terhampar di balik penyakit ini.
tidak mudah memang, tapi bagaimanapun tetap harus di jalani.
tidak pernah ada yang sia-sia dalam hidup, hanya diperlukan kesediaan untuk melihat dengan sudut positif yang lain.

penyakit ini, meski pada awalnya memberikan bermacam rasa yang menggulanakan diri,
kini mulai bermetamorfosis menjadi sebuah rasa yang lain.
kondisi kali ini membuatku lebih memperhatikan keadaan diri kembali.
namun yang lebih dari itu semua, penyakit ini membuatku terus berkeinginan untuk mengabdikan hidup yang masih bisa ku nikmati untuk sesama.

dimulai dari anak-anak jalanan...................
aku ingin suatu saat mereka akan tetap mengingatku meski aku tak berada di bumi lagi.
meski saat ini aku belum mampu berbuat banyak,
suatu saat aku pasti akan menggapai dunia mereka.

mereka adalah nafas baru dalam hidupku.
melihat mereka seolah menambah satu ritme hidup tentang kemanusiaan.
bersama mereka, meski mati.........
aku akan selalu hidup.

yah...................
pada akhirnya aku tetap berterima kasih pada penyakit ini.
ada sedih yang menggayut memang,
tapi kini rasa itu tak lebih hanyalah sebuah titik kecil.

sebab aku masih memiliki banyak orang terbaik dalam hidupku yang takkan pernah meninggalkanku sendiri.